Rumus Korupsi

Sebenarnya makhluk seperti apakah korupsi itu ? Entahlah, yang jelas sampai kapanpun ngomongin tentang korupsi ga bakal ada habisnya. Dia ibarat hantu yang setiap orang bisa ngomongin sesukanya tapi cuma sedikit yang benar – benar pernah bertemu langsung. Artinya setiap orang bisa atau minimal punya bakat untuk jadi korup, tapi cuma secuil yang bisa dijerat, ditangkap apalagi dihukum.

Hukum ? bukankah hukum di negeri ini masih abu – abu, belum jelas kadang tegas kadang memble. Kalau gitu ga usah ngebahas soal hukumnya, apalagi soal siapa dan berapa yang sukses dikorup. Daripada bingung ngebahas itu mending kita bahas sisi lain tentang korupsi yang belum tentu semua orang tahu bahkan koruptor ulung sekalipun. Buat yang terlanjur korup, yang amatiran atau yang baru niat mau korup ga ada salahnya menyimak sisi lain dari korupsi berikut ini.

Bukan hanya Matematika, Fisika atau Kimia yang punya rumus. Korupsi juga ada rumusannya.

Rumus pertama = “ Bagi – bagi dulu buat rakyat, sisanya baru dikorupsi ”
Rumus kedua = “ Bagi – bagi dulu antar pejabat, sisanya baru buat rakyat ”

Khusus rumusan kedua malah sering ga ada sisa. Pasalnya pembagian itu ngalir juga ke anak – cucu plus kerabat dan teman dekat. Jadi gimana mau kebagian buat mereka aja masih kurang, jangan harap bisa dikasih mendengar rencananya saja belum tentu.

Dari kedua rumus diatas, mana sih yang lebih baik ? jawabnya, ga ada ! Karena sama – sama ngerompak hak orang dan ngerugiin banyak orang. Ini soal moral ! Hari gini ngomongin moral ? Lho emangnya salah ? kalau bukan sekarang kapan ? Apa kita ga malu menyandang gelar negeri terkorup di dunia ? Apakah kita rela kalau bocah – bocah yang polos ini terus mewarisi bakat korup orang tuanya ?

Emang ga gampang, alias mission impossible, tapi bukan juga mustahil. Kita semua mampu, karena kuncinya cuma satu, kemauan ! Kemauan kita untuk hidup bersih. Bersih dari yang namanya korupsi dalam arti yang seluas – luasnya. Ngga cuma sebatas duit tapi juga hal – hal ringan yang rutin. Misalnya, janji yang lebih sering ingkar ketimbang tepat, dan yang lebih parah lagi omongan yang lebih banyak lebih ketimbang tindakan.

Anehnya, sudah tahu salah, kita tuh cuek, keenakan dan akhirnya jadi budaya hidup. Padahal kalau dipikir – pikir sama saja, inilah cikal bakal jadi koruptor. Dari hal kecil, hal ringan kalau terus - menerus menjadi besar, turrun temurun, berurat dan berakar. Ibarat penyakit, jadi akut ga bakal bisa sembuh kecuali oleh satu hal, MAUT !


Di tulis oleh Bojes