Mereka datang dari surga. Dengan penampilan wah dan sikap yang anggun, mereka mewakilkan dunia lain, dunia yang tidak semua orang memiliki. Pakaian bagus, sepatu nomor wahid yang sudah pasti barang impor limited edition dan rambut – rambut yang dirawat oleh orang – orang salon. Mereka seolah membuat garis : kami bukan kalian !
Mereka adalah anak – anak yang hidup tanpa harus berjuang hidup. Mereka pula yang menghidupkan trend, yang membuat malam tidak terasa sepi : dengan dugem dan drag race. Karena itu kita seharusnya berterimakasih kepada mereka. Setidaknya dengan gaya hidup high mereka, mata dunia terbuka : Indonesia ga miskin – miskin amat
Soal dunia diluar mereka yang bau dan kumuh, itu wajar. Bukankah dunia selalu ada dua sisi ? manusia mahal dan manusia loakan ?
Tentang gaya hidup mereka yang wah ? bisa dimaklumi, masa orang kaya berpenampilan gembel ? aneh dong. Kalau ada gembel yang bergaya orang kaya, itu hal biasa. Setiap orang memang selalu ingin dilihat lebih dari orang lain walau sebenarnya menu makannya setiap hari tak jauh – jauh dari tempe dan tahu.
Jangan bicara tentang kesenjangan sosial atau keadilan. Sebab keadilan tidak selau sama rata. Setiap orang memiliki rejeki yang berbeda. Jika karena itu lahir ketimpangan dan kesenjangan bukankah itu wajar ? Bukankah wajar juga jika mereka mendapat fasilitas lebih jika kerja keras orang tua mereka juga lebih keras ? Kalau tidak mau ada kesenjangan dirikan saja sistem ekonomi sosialis atau komunis. Toh kita sama – sama tau, di Soviet komunisme telah hancur dan di negeri – negeri sosialis lainnya kini secara bertahap mulai berpaling kearah kapitalis.
Ya, kapitalis. Sebuah sistem yang menghalalkan perbedaan sosial dan status. Perbedaan itulah yang melahirkan kompetisi. Dan kompetisi memang selau berarti persaingan, yang memaksa seseorang untuk lebih hebat dari orang lain. Dengan begitu, kemajuan akan tumbuh dengan cepat.
Hanya, jarang kita sadari, kompetisi dan persaingan dalam titik tertentu bisa melahirkan rasa iri dan dengki. Kapitalis adalah sebuah rahim besar yang melahirkan makhluk – makhluk individualis.
iya, aQ setuju dgn istilah itu
ReplyDeleteKapitalis bersifat individualis.
Hal ini mmg sangat jelas terlihat, entah kerana gaya hidup, atau karena memang sudah kodratnya seperti itu...
Semoga kepedulian terhadap sesama bisa Qta wujudkan...
Bangsa ini harus lepas dari faham2 menyakitkan sprti ini.
Semngat!! Hehe
Berarti tu salah ibunya ibu yang ngelairin ibu-ibu
ReplyDeleteKnapa harus ada Perbedaan Sosial..?
ReplyDeleteyg pasti akan melahirkan kompetisi..
sah2 aja buat yg mengerti semua..
but kalo jatuh ke tangan org yg menghalakan segala macam cara gimana hayo..??
Somga ngga ada anak negeri yg terinveksi kapitalis..
Salam PLUR
indonesia juga udah mengarah ke sana meski sering malu2 mengakuinya dan membungkusnya dlm istilah 'ekonomi kerakyatan'
ReplyDeletemenurut saya, jadi kaya gak salah, malah baik sebab dg dana yg besar banyak hal yg bisa dilakukan utk bikin dunia ini lebih baik. asalkan kekayaan itu diperoleh dg cara benar
Stop Kapitalis
ReplyDeleteindonesia crying itu judul blog saku, hehehe... tapi saya cinta indonesia...hehehehe
ReplyDeletenyambung nggak si.....nyambung ato nggak nyambung, di sambung-sambungin aza ya,....
ReplyDeleteom, mantebh aja individualis memang dari kapitalisme dan itu gk cocok buat kita :D
ReplyDeletekapitalis??
ReplyDeletesemoga aja indonesia nga sampai jadi kapitalis- kapitalis...
Jangan bicara soal kemakmuran, karna kemakmuran hanya untuk anjing si tuan polan..Lho kok jadi lagunya iwan fals hehehe..Aku dah ngerasain bentuk2 kapitalis di surabaya mas dengan semakin banyaknya Mall2 yang berdiri megah disana-sini
ReplyDeleteAkhirnya egoisme lah yang menang,..
ReplyDeleteTidak ada lagi apa itu namanya persatuan ato gotong royong,...
Uh,.kapitalis........
kurang ngerti nih soal kapitalis, sering dengar tapi kurang tahu :D
ReplyDeleteKapitalis adalah "Gurita Raksasa" yang mengatasnamakan MODERNITAS...
ReplyDeleteNice post Sob . . ..
Bisa terjadi krisis moralitas juga niih!
ReplyDeleteKapitalis? Cape deh hari geneeeeeeeeeee.... :D
ReplyDeletejadi...yang bagus apa nii?
ReplyDeleteSaya ngeblog modal dengkul. karena tidak punya kapital/modal uang harta benda. Individualisme, Konsumerisme, Konsumtifisme; anak kandung kapitalisme. Indonesia sudah terjangkit Maaassss...
ReplyDeletewah gw posmo aja deh...
ReplyDeleteFenomena ini memang sudah berada seiring dengan jaman, persaingan untuk menjadi yg ter wah sudah tertanam di diri manusia, makanya ada teori evolusi yg katanya merupakan cikal bakal selamatnya manusia shingga bertahan hingga kini
ReplyDeleteambil tengah2 nya aja deh :)
ReplyDelete-_-"
ReplyDelete@ sarahtidaksendiri.. semoga mbak, meskipun bersaing harus tetap berbagi :)
ReplyDelete@ nita.. dan jangan lupa untuk berbagi
@ Achiles™.. yup, mereka lebih berpikir bagaimana meraup untung sebesar - besarnya tanpa berpikir untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
@ audy.. saling berbagi ?
@ munawar am.. kalau gitu obatnya apa Kang ?
@ Abi Bakar.. asalkan persaingannya sehat, ya kan Mas ?
@ `.¨☆¨geLLy¨☆¨.´... ????
Kalau gitu gimana dengan Indonesia ya?
ReplyDeletebapaknya sapa broo??
ReplyDeletehe..he..btw kita mmng saat ini dalam "cengkraman" sang kapitalis, hingga akhirnya, tanpa kebijakan yg jelas, tanpa proteksi yang jelas..bulek, paklek, mbok2 yg jualan dipasar tradisional menjadi terGUSUR!
indonesia butuh di jajah lagi.... biar persatuan kembali pulih seperti sebelum tahun 45
ReplyDeleteOh gitu ya . .
ReplyDeleteMakasih atas infonya :)
Informasinya bagus nih gan . .
ReplyDelete