Andaryoko = Supriyadi ?

Menjelang peringatan proklamasi,menarik mengikuti perkembangan munculnya kembali tokoh yang mengaku Supriyadi pejuang PETA yang menghilang setelah pemberontakan di Blitar puluhan tahun silam. ( detik.com )

Supriyadi memimpin pemberontakan Peta di Blitar pada 14 Februari 1945. Pemberontakan itu dapat ditumpas Jepang. Beberapa orang yang terlibat dibawa dan diadili di Jakarta, sedangkan Supriyadi sendiri hilang.

Pada 1975, Supriyadi diusulkan sebagai pahlawan nasional.

Untuk lebih lengkapnya klik di sini

Andaryoko Wisnuprabu adalah salah seorang yang mengklaim dirinya sebagai Supriyadi. Bukan sekali ini muncul klaim dari sosok yang menyebut dirinya Supriyadi. Tercatat sebelum Andaryoko Wisnuprabu, ada orang tua di Jogja yang mengaku sebagai Supriyadi.




Kala itu Utomo Darmadi pernah ditelepon Wakil Presiden Try Sutrisno mengabarkan berita tersebut. Utomo lalu berangkat ke Jogjakarta dan menemuinya. Tapi apa hasilnya ? Utomo menyimpulkan orang itu bukan Supriyadi. Karena ketika orang ditanya dalam bahasa Belanda dan Jepang, dia tidak mengerti. Padahal, Supriyadi pernah bersekolah di MULO dan MOSVIA dan ikut latihan kemiliteran Jepang.

Andaryoko tak sekadar mengaku sebagai sosok pahlawan nasional yang hilang misterius, tapi dia juga menerbitkan memoar.

Dalam buku Mencari Supriyadi: Kesaksian Pembantu Bung Karno, penulisan sejarah hidup Supriyadi alias Andaryoko Wisnuprabu dibantu sejarahwan Baskara T. Wardaya dari Universitas Sanata Dharma, Jogja.

Andaryoko Wisnuprabu (kini tinggal di Semarang) merupakan tokoh historis sekaligus mistis. Penuturan Andaryoko diselingi berbagai istilah Jawa, tetapi tidak terdapat ungkapan Belanda dan Jepang. Dia dikisahkan sebagai tokoh historis yang bersifat omnipresent (hadir di mana-mana).

Dia memimpin pemberontakan di Blitar pada Februari 1945. Setelah menyembunyikan diri di hutan, dia dengan berganti-ganti kendaraan berhasil mencapai ibu kota dan menemui Soekarno. Oleh Soekarno, dia diminta membantu membawa tas ketika berlangsung sidang-sidang BPUPKI. Dia ikut ke Rengasdenglok dan pada 17 Agustus 1945 dia menjadi anak muda bercelana pendek yang ikut memegang bendara Merah Putih yang dikibarkan pertama setelah merdeka.

Ketika moncong meriam ditujukan ke Istana pada 17 Oktober 1952, dia kebetulan juga berada di Istana Merdeka. Tatkala terjadi penyerahan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) 1966, dia juga ada di Istana Bogor.

Bukan saja bisa berada di mana-mana, tetapi Andaryoko juga sanggup menembus waktu. Dia adalah tokoh mistis. Pada 1945, dia menyampaikan keinginan mundur dari kancah politik kepada Presiden Soekarno karena sudah memprediksi bahwa dua puluh tahun kemudian akan terjadi prahara nasional. Ketika itu, pengikut Bung Karno akan dibunuh atau disingkirkan.

Yang menjadi tanda tanya dalam jawaban yang diberikan oleh Adaryoko Wisnuprabu( mungkin beliau lupa ) banyak keterangan yang tidak akurat.


Andaryoko mengatakan, persiapan penyusunan naskah proklamasi dilakukan di rumah Soekarno. Tetapi, semua sumber menyebutkan bahwa itu dilakukan di rumah Maeda yang kini terletak di Jalan Imam Bonjol Jakarta.

Beliau juga menuturkan, naskah proklamasi tersebut ditulis oleh Bung Karno sekitar pukul 04.00 WIB, 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Bung Karno kemudian memberikan naskah itu kepada para pemuda yang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Naskah itu selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik.

"Usai mengetik, Melik meremas-remas naskah (teks proklamasi yang ditulis Bung Karno) itu. Dia pikir kertas itu tidak diperlukan lagi, karena sudah ada naskah ketikan. Naskah itu dibuang ke tempat sampah," kata Andaryoko kepada detik.com dan The Jakarta Post

usai mandi, Bung Karno melihat ulang naskah proklamasi yang diketik Sayuti Melik. Lalu dia bertanya soal naskah aslinya.

"Beruntung, naskah asli itu tidak dirobek. Hanya diremas sampai kumal. Setelah itu, naskah itu diseterika dan menjadi bagus lagi. Bung Karno mengantonginya dan sekarang disimpan di Arsip Nasional"

Tapi versi lain menyebutkan, naskah dipungut dari tempat sampah oleh BM Diah dan baru diserahkan kepada Presiden Soeharto pada tahun 1992

Andaryoko juga mengakui dia ikut menaikkan bendera Merah Putih pada 17 Agustus. Selama ini diketahui bahwa pengibar bendera itu adalah Abdul Latief Hendraningrat. Latief mengatakan dibantu seorang pemuda bercelana pendek yang kemudian diketahui bernama Suhud. Apakah Suhud itu kemudian berganti nama menjadi Andaryoko ?

Andaryoko juga menampilkan versi baru kasus Supersemar, yakni surat itu tidak pernah ada.

Saat itu beliau hadir di Istana Bogor ( di ruang lain bersama Tukimin, pembantu rumah tangga Bung Karno ). Saat itu ada tiga orang jenderal ke Istana membawa map, tetapi Soekarno tidak mau membubuhkan tanda tangannya sehingga mereka pulang ke Jakarta dengan tangan hampa.

Yang menarik disini, Andaryoko menyatakan siap dikonfrontasi jika ada pihak-pihak yang masih meragukan identitasnya sebagai Supriyadi. Terlepas dari benar tidaknya beliau adalah Supriyadi, bukankah beliau adalah salah seorang pejuang kemerdekaan NKRI yang pantas diberi apresiasi atas jasanya ?

Munculnya sosok Supriyadi merupakan hal yang tidak aneh dalam suasana krisis multidimensi yang melanda bangsa ini. Lalu, sampai kapankah sejarah bangsa Indonesia terus berhamburan ?




sumber : detikcom, jawapos, jakarta post
Dr Asvi Warman Adam ( sejarawan LIPI )

48 comments:

  1. wah mo 17-an panda postingannya pahlawan terus yaw???:)

    ReplyDelete
  2. biar lah mereka semua ngaku-ngaku. ntar pasti juga ketauan mana yang bener dan mana yang salah...

    ReplyDelete
  3. waw supriyadi emank pejuang yang misterius,, baru tau nih dia ganti nama jd andaryoko..

    ReplyDelete
  4. iya nih... saya penasaran dengan tokoh supriyadi ini, sampe tiap hari baca semua website berita cari mengenai dia...:)

    ReplyDelete
  5. semangat 17 agustus nih... napak tilas jaman doeleo....hehehe...

    ReplyDelete
  6. wah sebenernya mau juga nulis tentang ini, tapi kok keknya ga seru., ehm

    menurut aku yah mungkin ini supryadi, sudanco supriyadi, sangat terkenal di jawa timur soalnya ada di buku bahasa daerah :D hehehe.

    www.volverhank.com

    ReplyDelete
  7. kira2 tokoh tersebut benar ngga ya...
    seandainya benar, apa yg bakal dilakukan pemerintah???

    ReplyDelete
  8. Iya, saya kemarin denger di radio wawancara dengan keluarganya katanya sih bukan supriyadi ...

    ReplyDelete
  9. Entah benar atau tidak yang jelas... Menjelang pemilu (president) biasanya suka muncul hal-hal yang aneh dan menghebohkan serta ada kaitannya dengan salah satu partai atau calon peserta pemilu atau setidaknya mengarah kesana. Dan unsur pengakuan ini terlihat ada upaya politik ke arah sana.

    Hakimtea
    Pengamat Politik Blog :D :D :D

    ReplyDelete
  10. aku penasaran dengan tokoh ini, ni aja proses perburuan dg paman google

    ReplyDelete
  11. setuju sama pak hakim, hehe..

    ReplyDelete
  12. apakah dia suka dangdut ? :D

    ReplyDelete
  13. Kenapa baru muncul sekarang ya..? aku tadinya mau post artikel ini.. tpi syukur alhamdullilah sudah di post...

    ReplyDelete
  14. wew...bner2 mengerikan ketika sejarah di putarbalikkan... kira2 pekerjaan siapakah !?!?
    sehingga, terkadang sebenarnya sejarah itu penting, krn bisa melatarbelakangi perkembangan bangsa kedepannya

    ReplyDelete
  15. ga ngerti sejarah gw..soale dr dulu dah tau kalo sejarah bangsa dah diputarbalikkan...tp kalo liat potonya mirip si supriyadi ini ma andaryoko..

    ReplyDelete
  16. baru aja tadi ada acara benar atau salah yang memberikan soal tentang pahlawan PETA!
    eh udah ada postingannya!
    anbelivevel!
    wekekekeke

    ReplyDelete
  17. Pelanggan kami ada yg namanya supriyadi.
    Ampun deh, lidahnya setajam silet.

    Sori ga nyambung, jadi teringat..

    ReplyDelete
  18. gw baca jga berita itu... tpi gw kok masih belom yakin ya? gak tau napa bro...

    ReplyDelete
  19. Saya sempat nonton berita tentang seseorang yang mengaku Supriyadi. Tapi entahlah. Saya tak mau terlalu memikirkannya.. Karena saya juga sepakat kalau sekarang sangatlah gampang memanipulasi sejarah...

    ReplyDelete
  20. Uanjriiittt keren banget postingannya.. Demen ni gw.

    ReplyDelete
  21. ini tadi juga diulas di jawa Pos loh.. hehehe
    wah, lagi musim tentang pahlawan.. ya iyalah... lagi agustusan.. hehehehehe

    ReplyDelete
  22. yang jelas saya bukan supriyadi loh mas. saya gus.

    ReplyDelete
  23. Kalau dari fotonya sih mirip, Allahu a'llam bissawab

    ReplyDelete
  24. kalau melihat fotonya sih memang mirip tapi ko adik2 nya ga mengakui wah harus tes DNA tuh :D

    ReplyDelete
  25. Memang semua harus ditulis, dan dicari mana yang benar dan mana yang salah, sejarah akan mencatatnya.

    Tulisan yang lengkap dan bisa dijadikan referensi.

    ReplyDelete
  26. bagaimana ya sebenarnya nasib supriyadi?? jadi penasaran..

    ReplyDelete
  27. wah... informasi2 sejarah bisa saya dapetin disini. mantep pak..

    ReplyDelete
  28. ehm... ya semaksimal mungkin aja lah penyelidikannya.. (harapan)

    Skeptis itu kan seringnya berujung buruk. ya gag sist..

    ReplyDelete
  29. iqbal
    mirip ya? kalo aku koq percaya ya?

    ReplyDelete
  30. waduh klo masalah percaya ga percaya kagak tau gw, klo memang bener itu supriyadi ya udah mau ngapain lagi!!! maw cari uang pensiun? ato mo cari populer ato apalah! saya rasa klo supriadi yang asli ga bakal sekolokan itu deh, mn juwa pahlawannya >,<

    ReplyDelete
  31. Gimana ya cara membuktikan dia itu Supriyadi yang asli ato bukan? Karena saksi hidupnya pasti udah ga ada. Anak istrinya aja ga tahu.. Ato mungkin perlu pake uji kebohongannya ya?
    Yang jelas dia ga segemuk panda hihi..
    Nice blog, thanks udah mampir, salut untuk postingannya yang keren abis.. Aku aja dulu sejarah dapat nilai 5 :(

    ReplyDelete
  32. bisa dijadikan clipping sejarah buat si tole nih

    ReplyDelete
  33. Memang banyak sejarah yang tenggelam dan tidak terungkap pak Panda. Perlu untuk terus ditelusuri. Tidak masalah beliau masih hidup atau sudah meninggal.

    ReplyDelete
  34. kok ga ada yang mo ngaku sebagai cc yah??? hahahahahaha *ga penting*

    ReplyDelete
  35. Jgn2x bukan supriyadi, tapi supriyatno :)

    ReplyDelete
  36. Kalau ada saudara dekat atau kandung atau keluarga Supriyadi ya gampang tinggal ditest DNA aja kok.

    ReplyDelete
  37. iya nich, coba aja di test DNA aja

    ReplyDelete
  38. Nice Artikel..terus semangat mas..

    ReplyDelete
  39. sejarah selalu menarik.. ^_^

    ReplyDelete
  40. oh, kirain supriyadi dah meninggal. tp kalo bener msh hidup bakal terima penghargaan tuh kayaknya. hehe
    makasih mas, dah ngingetin lagi ttg sejarah yang sejak 3 tahun lalu gak sy pelajari lagi. hehe

    ReplyDelete
  41. oping pas jaman sd suka banget baca bab yg bahas ttg supriyadi. suka sedih knapa dia tiba2 ilang, nasibnya gimana di utan dll... (dasar anak kecil)

    ReplyDelete
  42. berita terbaru pemkot Blitar yakin lho kalo Andaryoko tu Supriyadi :)

    ReplyDelete
  43. supriyadi asli bisa bahsa belanda dan jepang,
    tapi andaryoko alias supriyadi ini membuktikanya pintar bahsa jepang dan belanda tidak seperti yang ngaku2 supriyadi lainya

    ReplyDelete
  44. yaaah,saya tak kenal tokoh jadul itu sama sekali,jadi buat apa saya bicara,maaf pak panda
    ngejar jadi top komentator nih.

    ReplyDelete
  45. mantap....sangat lengkap sekali ulasan nya...senang bisa mmapir ke mari,sukses dan update terus yah..salam kenal ayu mustika

    ReplyDelete
  46. Andaryoko bukan Supriyadi, Supriyadi masih hidup dan tidak pernah berganti nama. Beliau hidup di Jawa Timur jauh dari keramaian di desa kecil daerah lereng Gunung Wilis. Sampai saat inipun Eyang Supriadi masih mengemban tugas bangsa dan negara ini sekali pejuang ya selamanya pejuang. Kalo anda mencari beliau dan berjodoh pasti anda bisa bertemu dengan Eyang Supriadi.

    ReplyDelete
  47. Tepat 2 bulan sebelum diumumkan oleh presiden soekarno menjadi menteri pertahan, supriyadi sudah meninggal 🙂

    ReplyDelete

..mana ada perlawanan tanpa keringat, mana bisa kemenangan tanpa semangat, mana ada keberhasilan dalam waktu singkat, jangan ada persaingan yang gak sehat..

REBUT!jangan di diamkan saja. REBUT! kejar dan jangan diam saja.

Peace Love Unity Respect