Ijazah Instan

Di Surabaya tengah marak dengan temuan praktik ijazah instan di PTS ( saat ini yang ketahuan PTS, PTN belum ) yang telah diungkap dengan berani oleh tim Jawa Pos. Seperti yang diberitakan Jawa Pos, konsumen utama ijazah instant ada empat yakni PNS, guru, anggota dewan dan mahasiswa.


Bagi PNS, ijazah hanyalah persyaratan administratif untuk kenaikan jabatan/golongan, masih ada syarat masa-kerja, tes psikologi dan kesehatan dan lain – lain. Untuk anggota dewan, selain untuk gagah – gagahan, ijazah juga bisa digunakan untuk mendaftar sebagai caleg, tapi tetap saja yang menentukan adalah suara pemilih terbanyak. Begitu juga dengan mahasiswa yang malas kuliah bisa memanfaatkannya untuk sekedar pendaftaran capeg saja.

Yang menentukan diterima atau tidak adalah seleksi, tes dan wawancara dari instansi atau perusahaan yang akan menerimanya menjadi pegawai. Yang paling besar dan panjang dampaknya adalah guru. Karena dalam akreditasi, ijazah menjadi penentu final. Selanjutnya, untuk jangka panjang, generasi setelah kita akan diajar dan dididik oleh guru dengan kualitas dan mentalitas “ ijazah instan ”

Mengapa ijazah instan subur ? Itu terjadi bukan semata – mata kemalasan para pembeli dan kebiadaban para penjualnya. Semua terjadi karena kondisi masyarakat negara ini yang menghargai manusia dari ijazah bukan dari keahlian dan kemampuan.

Lalu, bagaimana menghilangkan praktik ijazah instan ? mudah, buang sikap mental yang menilai orang dari ijazahnya ! Juga rubah sistem administrasi dan rekrutmen meskipun butuh waktu yang cukup panjang untuk merubahnya. Atau anda punya solusi lain ?



gambar diambil dari sini

39 comments:

  1. bagi PNS, walaupun hanya sebagai syarat administrasi tapi jika tidak punya ijazah atau sertifikat, maka tidak dapat naik pangkat atau golongan.

    ReplyDelete
  2. Ouw iy neh mas, tetangga ku seorang guru juga gt, masa cuman sekolah 2-3 bulan udah dapet ijazah S-2 nya....

    lha itu kasus udah ditangani blom ama pihak yang berwajib?

    ReplyDelete
  3. dah seperti mie ajahhh

    ReplyDelete
  4. iya benar..negara ini terlalu memandang dari ijazah.. akibatnya skill benar2 tidak terlalu diperhatikan..

    ReplyDelete
  5. Kapan Negara ini menjadi sebuah negara yang menjadi pendidikan sebagai pondasi bukan sebagai batu loncatan untuk meraih jabatan atau pun pangkat.
    Pendidikan merupakan sarana pencerdasan bangsa tapi masih seperti ini.
    Salut buat Jawa Pos...maju terus

    ReplyDelete
  6. Sekarang khan jaman serba Instan, apa apa di "instan" kan biar gampang dan enak :)

    ReplyDelete
  7. dimana-mana kayanya yg instan memang menjadi pilihan terbaik hehehe..tapi masa ijazah aja pilih yg instan?sudah sedemikian bobroknya kah bangsa indonesia?jangan bikin malu diri sendiri yap :D

    ReplyDelete
  8. solusinya gimana ya bos?..... wah mumet... hati nurani aja dah.. he2..kg punya solusi neh....

    ReplyDelete
  9. loh hebatnya di tempat bunda pernah ada kursus cuma 10 hari, langsung ijasah keluar, mau SI, S2 tinggal pilih

    --- ck.ck.ck..

    Bagaimana nasib negara kita ditangan mereka ya?

    ReplyDelete
  10. biasanya yang pengen dapet ijazan instan itu para pejabat ataupun orang yang sudah kaya!
    trus universitasnya universitas yang nggak terlalu terkenal!
    wkekekekek!

    ReplyDelete
  11. Merubah sistem penerimaan PNS? Sependapat. Minimal ada fit and proper test. Jadi ada semacam evaluasi dengar pendapat lah. Masak iya... sistem nya kalah canggih dengan perusahaan swasta (yang notabene perusahaan mikro).

    ReplyDelete
  12. bagus kang postnya..nie kudu dibaca ama orang-orang yg cuma peduli dengan secarik kertas berisi cap dan tanda tangan dengan keterangan : "lulus dengan memuaskan"...hehehe..

    dulu dan skg msh tetep aja ada seperti ini..mental orangnya nie yg harus direvolusi..hihihi..

    good post kang :)

    ReplyDelete
  13. kayaknya dr dulu dah denger soal ijazah palsu ini ya

    ReplyDelete
  14. gila banget bisa ada hal macam ini

    ReplyDelete
  15. jangankan ijazah, sekarang apa-apa pengennya instant mas...

    ReplyDelete
  16. hemm..., merubah ijazah instant memang tak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa.
    Yg penting kemauan ada dan pemerintah betul2 peduli utk menghapus praktek itu.

    ReplyDelete
  17. lo saya mau beli izajah nih gimana dong????

    ReplyDelete
  18. hari gini masih pake ijazah palsu hehehe

    ReplyDelete
  19. Namanya juga usaha :-D

    maju terus Jawa Post!

    ReplyDelete
  20. Mau dikemanakan bangsa ini kalau cara-cara seperti ini yang ditempuh...

    ReplyDelete
  21. walau ada ijazah instat, diriku tetap tidak ingin yang instant2...
    sebab yg penting adalah proses bukan hasilnya bukan begitu bukan?? :D

    ReplyDelete
  22. wah... ijazah kok ikut2 mie aja ya... pake kategori "instan" mie instan... ijazah instan... ntr jabatan instan.... he..he..

    ReplyDelete
  23. Duch.... kok masih saja ada yang menganut aliran itu yack?

    ReplyDelete
  24. Memang inilah cara cerdas untuk meningkatkan jumlah sarjana yang tidak cerdas... :D

    ReplyDelete
  25. masih ada?bukannya da di blokir tuch..

    ReplyDelete
  26. jaman kan udah semakin maju..., jadi kalo jadi instan..., itu hal yang wajar....


    lho kok?????

    mungkin suatu saat juga akan ada hidup yang instan..., lahir trus langsung udah bisa k*w*n.....

    ReplyDelete
  27. saya paling muak dengan yang seperti ini...
    bukan cuma muak dengan yang beli atau yang ngeluarin ijazah instant,
    walaupun ijazah saya asli semua & nilainya cukup membanggakan (^_^), tapi saya jauuuuuuh lebih muak lagi dengan orang yang cuma menilai dari ijazah doang..

    kebetulan saat ini saya banyak bekerjasama dengan orang2 yang sangat pintar tapi nggak cukup dana untuk dapet ijazah (dulunya)

    ReplyDelete
  28. bilang apa ya? umm.. turut berduka cita aja dah hehe.. mudah-mudahan bisa teratasi.

    ReplyDelete
  29. Cuma bisa geleng2 kepala sambil mengingat di masa lalu pas ngejar deadline Tugas Akhir ...

    ReplyDelete
  30. masih banyak yg kek gitu2an...

    susah para mental manusia di Indonesia...

    ReplyDelete
  31. benernya ni berita basi di surabaya,tp mungkin karena dh pada kecipratan duitnnya, jd ya aman-aman aja deh.setelah dibongkar di koran baru deh pada kelabakan..

    ReplyDelete
  32. dulu...waktu jamannya masih kuliah di jogja. ada temen yang nawarin ijazah instant,tapi dia ga brani nawarin kesaya, coz saya anti banget soal beginian. dia nawarin ke temen saya yang satunya. dan sepertinya dia tertarik krn dia D3 arsitektur tapi ampe sekarang belon kelar-kelar juga..hehe..
    katanya sih itu untuk semua jurusan. teknik arsitektur bs jadi sarjana ekonomi. test nya di surabaya.
    dan, temen2 saya yg pada males kuliah, belajar, berfikir, males segala-galanya itu pada kepincut dan akhirnya...ngebayar berapa belas juta gitu..
    emang ya, mental orang indonesia itu pada bobrok..berjuang untuk dirinya sendir aja males, apa lagi berjuang untuk orang lain..untuk negaranya sendiri..hmmm... tragis

    ReplyDelete
  33. ini neh yang merusak generasi muda...
    semakin banyak yg ingin memiliki ijazah instan ini..
    terutama orang2 yang punya otak instan dan mental busuk, yang hanya ingin dapat wah dan jabatan bagus..
    untung di surabaya sekarang jadi sorotan, tak doain mereka2 yg gunakan ijazah instan tersebut ketahuan semuanya

    ReplyDelete
  34. jaman sekarang dapet ijasah memang mudah gan .

    ReplyDelete
  35. Adanya ijazah instan tentu perlu di tindak lanjuti, sebab sudah pasti tidak resmi "ilegal" TANPA mengikuti sekolah mana bisa mendapatkan ijazah dengan cepat.

    ReplyDelete
  36. Kalau mau mendapatkan ijazah resmi harus dengan sekolah resmi pula.

    ReplyDelete
  37. Kalau mau ijazah yang resmi lebih baik ngulang sekolah, itu menurut saya.

    ReplyDelete
  38. Kalau ijazah instan kan tidak melalui sekolah dulu juga bisa dapat ijazah. Masalahnya apa itu resmi / asli atau palsu ?

    ReplyDelete
  39. Ikut ujian paket C juga bisa dapat ijazah meskipun pas seklolah kita belum lulus

    ReplyDelete

..mana ada perlawanan tanpa keringat, mana bisa kemenangan tanpa semangat, mana ada keberhasilan dalam waktu singkat, jangan ada persaingan yang gak sehat..

REBUT!jangan di diamkan saja. REBUT! kejar dan jangan diam saja.

Peace Love Unity Respect